Oleh: ecos kcsc | 12 Februari 2013

Eksistensi KCSC di Tahun Keempat

Gambar

Bagi anggota KCSC, ada yang terasa istimewa dalam perayaan funbike yang digelar tanggal 06 Januari 2013 kemarin. Bukan hanya karena saat itu usia KCSC – atau Kobar Cycling Sport Club, salah satu klub bersepeda di Pangkalan Bun – memasuki tahun keempat, tapi karena hadirnya Bapak Bupati Kotawaringin Barat di sepanjang acara. Bukan hanya sekedar mengibarkan bendera start, tapi juga ikut memimpin rangkaian peserta funbike, ikut menarik nomor undian dan membagikan doorprize, bahkan juga ikut melantunkan lagu diiringi barisan joget segenap anggota KCSC.

Gambar

Acara yang digelar dalam rangka merayakan hari ulangtahun ke-empat KCSC, seperti tahun-tahun sebelumnya diikuti oleh para penggemar sepeda di seputar Pangkalan Bun. Jumlah peserta mencapai 400-an biker dari berbagai tipe sepeda dan berbagai kelompok usia. Diawali start dari Lapangan Tugu di halaman Istana Kuning, rombongan peserta mengular menyusuri jalur Pangeran Antasari – Rangga Santrek – Prakusuma Yudha – Hasanudin – Sampuraga – Sutan Syahrir – belok kanan ke Jalan Iskandar – Bunderan Pancasila – HM Rafi’i – dan akhirnya memasuki finish di halaman Pangkalan Bun Park.

 Gambar

Setelah semua peserta berkumpul dan menikmati sajian yang disediakan, acara bagi-bagi doorprize pun digelar. Setidaknya ada tiga sepeda yang dibagikan pagi itu. Ditambah lagi dengan kulkas, mesin cuci, tivi, netbook, ponsel, dan berbagai macam hadiah serta souvenir lainnya. Semuanya bergembira. Semua menikmati keceriaan yang ada. Apalagi diselingi dengan joget mengiringi Bapak Bupati dan acara berfoto bersama yang seperti tak ada habis-habisnya.

Gambar

 

 

 

 

 

 

Tidak sampai pukul sepuluh pagi acara pun usai. Semua peserta kembali membawa kenangan masing-masing. Segenap anggota KCSC pun kembali membenahi halaman Pangkalan Bun Park. Kembali berkumpul membentuk lingkaran, kembali saling mengulurkan tangan sambil berseru: “Bravo KCSC!….”

Gambar

photos by: murdock & alma

 

Baca Juga :

Eksitensi KCSC di Tahun ke Tiga

Eksistensi KCSC di Tahun Kedua

 

 

 

Oleh: ecos kcsc | 7 Oktober 2012

Ber-Ekstrim Ria bersama KCSC

Gambar

Bergabung dengan KCSC berarti harus siap bersepeda dalam berbagai kondisi. Meski awalnya semua direncanakan mulus, tidak bisa dihindari hadirnya kondisi lapangan yang di luar dugaan. Tanah berlumpur, jalan becek, kubangan pasir, bahkan melintasi rawa berair hitam pun kadang harus dijalani. Semua menjadi tambahan pengalaman yang berharga. Semua melengkapi arsip petualangan yang sudah ada.

Gambar

Trayek-trayek tertentu seperti Sintuk dan Kumpai Batu Atas merupakan trayek dengan nilai petualangan yang tinggi. Ini disebabkan karena kedua kawasan tersebut merupakan areal hutan belukar yang perlahan-lahan berubah fungsi menjadi kebun sawit. Lintasan yang beberapa bulan lalu masih berupa jalan setapak bisa tiba-tiba berubah menjadi ladang terbuka. Jejak-jejak yang sudah terekam dalam ingatan pun mendadak hilang. Maka tersasar dan berputar-putar mencari jalan adalah pilihan yang bisa dipertimbangkan.

Gambar

Gambar

GambarGambar

Gambar

Gambar

Jika sudah begitu perlukah disesali?

Tentu saja tidak. Bukankah untuk itu kita berpetualang?

Oleh: ecos kcsc | 2 Juli 2012

Menjajal Pengalaman di Kalimantan Selatan

Acara Jambore MTB Nasional ke-4 yang diadakan di Bumi Perkemahan Mandiangin Banjarbaru, Kalimantan Selatan selama dua hari (tanggal 26 sampai 27 Mei 2012) betul-betul memberikan pengalaman baru bagi peserta goweser dari KCSC.

Bukan hanya karena acara itu diikuti hampir 700-an goweser dari berbagai penjuru Kalimantan (beberapa bahkan ada yang dari Pulau Jawa), bukan hanya trayeknya yang variatif, tapi juga karena perjalanan panjang yang harus dilalui sebelum mencapai lokasi acara.

Iringin-iringan KCSC sudah dimulai dua hari menjelang acara. Dengan dua kendaraan penumpang plus satu pick-up bermuatan enambelas sepeda (dan satu peserta menyusul lewat udara), perjalanan panjang terasa menyenangkan. Jalur Pangkalan Bun – Sampit – Palangka Raya – Banjarmasin – dan Banjarbaru menjadi tidak terasa. Apalagi hiburan pentas dangdut dan kambing guling yang diselenggarakan panitia di malam acara, menjadikan lelah selama perjalanan sirna seketika.

Kegiatan jambore sepeda ini dilaksanakan dalam rangka menghadapi isu pemanasan global yang digalakkan seluruh dunia. Jarak tempuh sepanjang kurang lebih 45 kilometer barangkali tidaklah istimewa, tapi variasi medan yang dilewati betul-betul memberikan pengalaman baru bagi para goweser KCSC. Mulai dari jalan aspal, jalanan berbatu, sampai jalan tanah berdebu dilalap satu-satu. Ditambah lagi latar belakang kebun singkong, gurun berbatu, perkebunan karet, dan bau khas peternakan ayam, sungguh merupakan catatan pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Acara yang juga menjadi ajang silaturahmi sesama pesepeda ini dilakukan rutin setiap tahun. Tapi perlu juga mengantisipasi jumlah peserta yang dari tahun ke tahun semakin bertambah. Dengan jumlah mencapai 700an peserta, terjadi penumpukan di trayek-trayek sempit. Ini berakibat kepada bertambahnya waktu tempuh. Apalagi saat start juga termasuk kesiangan akibat acara protokoler yang sebenarnya tidak perlu. Tidak heran ketika lewat tengah hari masih banyak peserta yang baru memasuki garis finish.

Lepas dari itu semua, gowes terus para peserta!     Sampai berjumpa lagi di kesempatan berikutnya!

 

Oleh: ecos kcsc | 8 Maret 2012

Perkenalkan, Nama Saya Faroq ….

Bagi anggota klub sepeda KCSC, wajah yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi. Menjadi salah satu pengurus klub dan selalu hadir hampir di setiap kegiatan klub, adalah ciri khasnya selama ini.

Tercatat sebagai pegawai di Bappeda Kabupaten Kotawaringin Barat, penggowes yang satu ini tidak pernah lepas dari senyum. Selalu ramah, dan selalu tahu kapan ada kamera yang ready to shoot. Tidak pernah ketinggalan saat berfoto bersama, sehingga tidak mengherankan kalau koleksi fotonya paling banyak di semua album yang dimiliki anggota KCSC lainnya.

Tidak percaya?
Lihat saja profilnya di Facebook
Temukan juga kehadirannya di Bravo KCSC

Sebut saja namanya: Farouq. Alias Faruk. Atau lengkapnya Faroq Hidayat.
Umur tidak penting dan tidak perlu. Karena aktifitas tidak ada hubungannya dengan usia. Lagipula bersepeda dapat menyamarkan usia sebenarnya.

Tidak percaya?
Bergabunglah dengan KCSC dan rasakan buktinya!
 

Oleh: ecos kcsc | 7 Februari 2012

Saling Menjaga Sepanjang Lomba

Sesuai dengan namanya, funbike artinya bersepeda untuk bersenang-senang. Dalam bahasa setempat, funbike biasa diterjemahkan menjadi Sepeda Gembira atau Sepeda Santai. Itu sebabnya suasana kegiatan funbike selalu nampak ramai, santai, dan penuh kegembiraan. Tidak ada kebut-kebutan, tidak ada target waktu ataupun jarak, dan peserta dihibur dengan pentas organ tunggal serta pengundian doorprice.

Tidak bisa juga dihindari kesempatan untuk memanfaatkan acara funbike sebagai ajang rekreasi. Suasana lomba sangat kental atmosfir kekeluargaannya. Sebagian besar peserta funbike juga merupakan pasangan keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Mereka tampak akrab bersama-sama sepanjang lomba. Karena kegiatan bersepeda-nya tidak rutin, tidak usah heran kalau mereka ‘terangah-engah’ saat menjajaki rute lomba.


Di sinilah makna kekeluargaan itu terlihat. Sangat menyenangkan manakala melihat mereka saling menunggu untuk tetap bisa bersama-sama. Sangat membahagiakan manakala melihat mereka saling membantu selama perjalanan lomba. Ada yang membantu mendorong dari belakang – lewat belaian punggung, ada yang memberi semangat untuk tetap mengayuh, ada juga yang menumpang laju kendaraan lain untuk menghemat tenaga.

 

Foto-foto ini diambil dalam acara Funbike dalam rangka HUT ke-tiga klub KCSC.
Ada yang punya koleksi foto lainnya? Silahkan share di sini….

 

Oleh: ecos kcsc | 9 Januari 2012

Eksitensi KCSC di Tahun ke Tiga

Minggu pagi 08 Januari 2012 cuaca Pangkalan Bun tampak cerah. Ini tidak seperti biasanya yang dalam beberapa hari terakhir seringkali diliputi mendung. Suasana itu semakin lengkap dengan hadirnya ratusan pesepeda dengan kaus hijau cerah di halaman Ciptaland Shoping Center.

Ada apa gerangan?
Ah, rupanya KCSC (Kobar Cycling Sport Club) punya hajat lagi dengan mengadakan funbike dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke tiga. Seperti pada tahun sebelumnya – saat ulang tahun ke dua – tahun ini pun kegiatan berpusat di halaman parkir Ciptaland. Karena itu tidaklah mengejutkan ketika semakin siang jumlah pesepeda yan hadir semakin bertambah. Apalagi saat Bapak Bambang Purwanto selaku Wakil Bupati Kotawaringin Barat bergabung dalam kerumunan untuk ikut serta sekaligus mengibarkan bendera start.

Tepat pukul 06.30 bendera start diangkat dan sekitar 500-an peserta funbike bergerak perlahan dalam satu barisan panjang meninggalkan halaman Ciptaland. Selain diikuti peserta umum, tampak pula kelompok klub sepeda dari Kumai dan kelompok Crank Fixie Pangkalan Bun yang tampak menyolok dengan sepeda fixie warna-warni.

 
 


Jalur Diponegoro – Pakunegara – Udan Said – Antasari – Prakusumayudha – Hasanudin – Sampuraga – dan Imanudin menjadi saksi iring-iringan funbike kali ini. Tidak sampai satu jam kemudian peserta terdepan sudah kembali memasuki halaman parkir Ciptaland. Hidangan berupa tahu Sumedang, jagung rebus, dan rambutan menjadi sajian penganjal perut segenap peserta funbike. Itu masih ditambah lagi dengan santapan sehat ala herbal life yang disediakan gratis.

Acara selanjutnya?
Apalagi kalau bukan bagi-bagi doorprice? Maka, satu persatu kupon diundi, dan satu persatu nomor peserta diumumkan. Diantara bingkisan yang ada, terlihat dua sepeda, satu kulkas, satu tivi, dan satu notebook dari Cellcom yang menunggu dibagikan.


Hadiah sepeda MTB ternyata diraih oleh salah seorang peserta Crank Fixie Pangkalan Bun yang anggotanya sudah mencapai 40-an orang. Hadiah sepeda fixie justru diraih peserta umum. Bagaimana dengan notebook? Seorang peserta dari Batalyon Kompi Kipan B yang beruntung memperolehnya.

Kemeriahan acara diakhiri dengan joget dan foto bersama. Teriakan seluruh anggota KCSC semakin mengukuhkan eksistensi klub sepeda tersebut sebagai salah satu upaya membiasakan hidup sehat dengan bersepeda ria: “….Bravo KCSC!…”

 

Oleh: ecos kcsc | 4 Desember 2011

Parkir Sepeda

Sepeda menguasai tempat parkir.
Kira-kira mungkinkah jadi kenyataan di Indonesia?

 

Oleh: ecos kcsc | 4 Desember 2011

BikeAlholic

Apa ya kira-kira maksud orang ini?
Tergila-gila kerja, atau tergila-gila pada fungsi sepeda?

 

Oleh: ecos kcsc | 4 Desember 2011

In The Rain ….

Bersepeda di musim hujan?
Alangkah menyenangkannya bila bisa kita lakukan bersama teman-teman. Ini menunjukkan satu lagi bukti bahwa sepeda memang sarana transportasi multifungsi. Selain untuk mengurangi polusi, juga bisa untuk membina kebersamaan.

Tapi ini foto di vietnam lho. Bukan di Indonesia….

 

Oleh: ecos kcsc | 6 Agustus 2011

Arut-Kolam Jilid Dua


Pada 03 Januari 2010 kami pernah gagal menaklukkan jalur Arut-Kolam. Gagalnya dulu karena malamnya turun hujan sehingga jalan menjadi becek. Kemarin (19 Juni 2011) tidak hujan malah memasuki musim kemarau sehingga sisa-sisa pembakaran lahan mengawal di awal perjalanan. Sejak memasuki jembatan Sungai Arut sampai melewati Mendawai Seberang, asap tipis menyelimuti jalur. Untungnya kemudian perlahan-lahan menghilang.

Perjalanan trans kolam sepanjang sekitar 48 km itu terasa komplit. Jalan aspal sampai batas Kampung Mendawai Seberang, dilanjutkan jalan tanah berkerikil, jalan tanah tanpa kerikil, dan akhirnya lintasan jalan setapak mengikuti rintisan tanah hitam dengan akar tanaman mencuat di sana-sini.

Jembatan besi Kotawaringin Lama menandai berakhirnya perjalanan itu. Sekitar pukul sebelas siang semua sudah berdiri tegak di atasnya. Rumah-rumah penduduk di kejauhan membuat segala penat dan capek mendadak sirna. Rombongan sempat beristitrahat di Mesjid Kyai Gede yang merupakan situs sejarah di Kerajaan Kotawaringin Lama – cikal bakal Kotawaringin Barat yang sekarang. Setelah berfoto ria di depan Istana Alnursari yang berdiri sejak tahun 1615, kami masih menyempatkan diri menengok kompleks makam Kyai Gede yang berada tidak jauh dari sana.

Bagaimana dengan perjalan kembali ke Pangkalan Bun?
Sebagian ada yang kembali menggowes menjajal kemampuan betis, sebagian lagi ada yang memanfaatkan sarana transportasi yang tersedia. Bedanya, kalau dulu menggunakan kelotok, sekarang menggunakan speedboat….

 

Older Posts »

Kategori